Minggu, 12 Agustus 2012

Telaga Itu Kembali Beriak

Tak kusangka, setelah sekian lama tertidur dari hiruk-pikuk sastra, hari ini lompatan besar luar biasa terjadi padaku. Tahun 2012 adalah awal dari segalanya, satu per satu pijak ini kembali menapak ke ranah sastra yang sebelumnya sempat kubenci. Tak luput dari ingatan, tahun 2007 saya memutuskan untuk mundur dari dunia ini, rupanya selama vakum, selama itu pula ada pergolakan bathin yang menyesak. Darah berkesenian bergolak berontak mengelitik kreativitas saya. Hingga awal 2012, saya dipertemukan dengan seorang yang berpengaruh dalam kreativitas berkesenian saya selanjutnya. 

Dialah sosok Asro Al Murthawy, penggiat sastra di derah Jambi wilayah barat.  Persinggungan saya dengannya telah mengantarkan saya pada sahabat-sahabat sastra yang lain di wilayah Kabupaten Merangin dan Kabupaten Bungo, sebut saja alm Kaolan SA, Alhendra dy dy, Jen Kelana, Buana KS, FE Sutan Kayo, Wiko Antoni, dll. Dengan persinggungan itu pulalah, menjadi awal pemicu saya ikut larut dalam dunia ini kembali. 

Saya merasa, telaga yang kemarin sempat tenang sejenak kembali beriak. Ada ombak kegelisahan yang ia deburkan ke permukaan. Inilah kegelisahan berkesenian yang tak pernah mau tertidur akan kreativitas. Darah berkesenian adalah darah yang selalu menggelegak ketika ada stimulan menyentilnya, meski setitik. 

Ah, seingat saya terakhir lima tahun yang lalu kebiasaan saya mengirimkan karya puisi saya ke media cetak lokal, dan hari ini kebiasaan itu sepertinya terulang kembali dengan nuansa karya yang berbeda. Semoga semakin matang!

(catatan ini saya tulis representasi dari puisi saya dimuat di horisononline.or.id, 09 Agustus 2012)

Tidak ada komentar: