Jumat, 10 Agustus 2012

Lubuk Larangan: Kearifan Lokal Masyarakat Tabir Ulu

Tabir Ulu adalah sebuah Kecamatan yang ada di Kabupaten Merangin Propinsi Jambi, daerah yang terletak di sepanjang aliran Sungai Tabir ini mempunyai beberapa kearifan lokal yang sampai sekarang masih terjaga keberadaannya. Salah satu kearifan lokal tersebut adalah adanya Lubuk Larangan Desa, yaitu sebuah lokasi di aliran Sungai Tabir yang disepakati oleh masyarakat setempat sebagai tempat untuk berkembang biaknya ikan sungai. Di lokasi ini masyarakat dilarang untuk mengambil ikan sampai waktu panen tiba. Lubuk larangan ini dipanen oleh masyarakat secara berkala biasanya dua tahun sekali, itupun hanya dibuka untuk beberapa hari saja sebagai ajang pesta ikan bagi masyarakat. Bagi yang kedapatan mengambil ikan sebelum waktu panen tiba, maka akan dikenakan sanksi adat oleh masyarakat setempat.

Keberadaan lubuk larangan ini sangat dirasakan oleh masyarakat Tabir Ulu, selain untuk kelangsungan ikan sungai lubuk larangan ini menjadi sebuah sumber pemasukan bagi kas Desa. Biasanya saat panen, bagi yang ingin memancing dan menjala ikan di areal lubuk larangan akan dikenakan biaya. Untuk memancing dipatok biaya Rp.100.000, dan untuk menjala ikan dikenakan biaya sebesar Rp.200.000.

Uang yang terkumpul akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur di desa, salah satu Desa yang merasakan betul manfaat dari adanya lubuk larangan ini adalah Desa Kapuk, Desa yang merupakan pintu gerbang bagi Kecamatan Tabir Ulu ini sekarang mempunyai tiga buah lubuk larangan. Dana yang didapat dari hasil lubuk larangan ini telah digunakan untuk pembangunan kios di pasar kalangan, jalan usaha tani dan sebagian lagi disumbangkan ke mesjid-mesjid dan langgar-langgar yang ada di desa ini.

Sungguh sebuah karifan lokal yang sepatutnya bisa ditiru oleh daerah lain. Paling tidak dengan adanya potensi desa (lubuk larangan) ini, Desa tersebut tidak kesulitan untuk mencari dana bagi pembangunan infrastruktur di desanya, sehingga pembangunan akan terus berkelanjutan.

Tidak ada komentar: