Tak
kusangka, setelah sekian lama tertidur dari hiruk-pikuk sastra, hari ini lompatan
besar luar biasa terjadi padaku. Tahun 2012 adalah awal dari segalanya, satu
per satu pijak ini kembali menapak ke ranah sastra yang sebelumnya sempat
kubenci. Tak luput dari ingatan, tahun 2007 saya memutuskan untuk mundur dari dunia
ini, rupanya selama vakum, selama itu pula ada pergolakan bathin yang menyesak.
Darah berkesenian bergolak berontak mengelitik kreativitas saya. Hingga awal
2012, saya dipertemukan dengan seorang yang berpengaruh dalam kreativitas berkesenian
saya selanjutnya.
Dialah
sosok Asro Al Murthawy, penggiat sastra di derah Jambi wilayah barat. Persinggungan saya dengannya telah
mengantarkan saya pada sahabat-sahabat sastra yang lain di wilayah Kabupaten Merangin
dan Kabupaten Bungo, sebut saja alm Kaolan SA, Alhendra dy dy, Jen Kelana, Buana
KS, FE Sutan Kayo, Wiko Antoni, dll. Dengan persinggungan itu pulalah, menjadi awal
pemicu saya ikut larut dalam dunia ini kembali.
Saya
merasa, telaga yang kemarin sempat tenang sejenak kembali beriak. Ada ombak
kegelisahan yang ia deburkan ke permukaan. Inilah kegelisahan berkesenian yang
tak pernah mau tertidur akan kreativitas. Darah berkesenian adalah darah yang
selalu menggelegak ketika ada stimulan menyentilnya, meski setitik.
Ah,
seingat saya terakhir lima tahun yang lalu kebiasaan saya mengirimkan karya puisi
saya ke media cetak lokal, dan hari ini kebiasaan itu sepertinya terulang
kembali dengan nuansa karya yang berbeda. Semoga semakin matang!
(catatan ini saya tulis representasi dari puisi saya dimuat di horisononline.or.id, 09 Agustus 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar